Judulnya mungkin tidak
asing bagi orang kebanyakan. Atau mungkin sudah banyak yang melakukannya? Tidak
tau juga. Tapi yang jelas merubah kebiasaan itu terkadang sulut dilakukan.
Apalagi kebiasaan itu sudah berlangsung lama. Lama sekali. Contohnya kebiasaan
yang sudah umum disekitar kita. Kebiasaan merokok, yang mayoritas dilakukan
kaum lelaki. Kebetulan saya mantan perokok jadi sudah tau bagaimana sulitnya
berhenti atau merubah kebiasaan jadi tidak merokok lagi. Sepuluh tahun tepatnya
saya melakukan kebiasaan buruk ini. Mungkin sayalah yang paling pantas melarang
orang untuk berhenti merokok. Karena saya sudah melakukannya. Namun sebaliknya
terkadang merasa prihatin ketika seorang non perokok melarang orang yang
merokok. Mungkin kalau kita hanya melihat dari satu sudut pandang terlihat
benar. Tapi sebenarnya coba kita pikir, bagi perokok hal yang dilakukannya itu
hal biasa bahkan kebutuhannya. Tidak heran orang itu sudah kecanduan zat
adiktif dalam rokok yang bernama nikotin. Prihatin karena orang yang melarang
merokok itu sebenarnya belum pernah merasakan “nikmatnya” merokok sehingga dia
tidak tau bahwa apa yang dilakukannya itu membuat si perokok itu tersinggung
bahkan tidak jarang marah. Ada cara untuk melakukan tindakan pelarangan itu lebih
cantik. Lebih sopan dan tidak menyinggung perokok itu.
Ada banyak cara memang
tapi saya tidak bisa membahasnya satu persatu. Bagaimana caranya merubah kebiasaan itu yang harus kita
pikirkan. Saya telah berhasil melakukannya sedikit-sedikit dan berhasil. Tepat
satu tahun saya telah berhenti merokok. Diikuti dengan kebiasaan lainnya yaitu
olah raga. Setidaknya dalam seminggu saya lari dua atau tiga kali. Hasilnya?
Saya jarang sakit ringan seperti yang biasa saya alami seperti batuk, pilek,
sakit kepala. Kalaupun sakit saya tidak minum obat kimiawi cukup istirahat,
makan teratur, dan banyak minum air. Tidak sembarangan makan sekarang. Cukup
selektif intinya jadi lebih peduli kesehatan disbanding bertahun-tahun yang
lalu. O iya satu lagi kebiasaan yang saya ubah adalah begadang. Kecuali yang
perlu saja (seperti lagu).
Change the habit kata
orang barat. Terutama kebiasaan buruk. Merubah kebiasaan ini juga bagian dari
kreatifitas. Ya coba bayangkan sebuah gelas. Di mata orang kebanyakan gelas itu
memiliki hanya satu fungsi. Yaitu untuk tempat air yang kemudian kita minum.
Tapi coba dimata orang kreatif, gelas itu selain sebagai wadah minuman, bisa
menjadi vas bunga, tempat alat tulis, atau tempat lilin. Itu baru gelas. Belum
benda yang lain. Bukankah itu merubah kebiasaan. Saya biasa membawa handphone
di saku celana sebelah kanan, saya ganti ke sebelah kiri. Ternyata melakukan
diluar kebiasaan umum itu menyenangkan. Nah satu perubahan yang saya sedang
lakukan ini, berhubung saya belum lulus sarjana. Kebiasaan kebanyakan mahasiswa
yang mengerjakan tugas akhir itu di malam hari. Mungkin karena suasana lebih
tenang, atau memang suka begadang. Tapi dari pengamatan saya selama ini,
membuat tugas akhir atau tugas-tugas kampus lainnya cenderung malam menjadi
waktu favorit. Tapi saya mencoba berubah. Kerjakan skripsi di siang hari. Aneh
mungkin, tapi ini akibat saya telah merubah kebiasaan begadang yang ternyata
buruk bagi kesehatan tubuh. Akhirnya saya harus mengerjakan skripsi di siang
hari. Padahal siang hari itu waktunya bekerja. Ya saya seorang guru. Berarti
saya berusaha selalu memanfaatkan waktu di luar kelas untuk mengetik tugas
akhir. Jadi semua energy saya keluarkan di siang hari. Malam hari waktunya
santai dan istirahat.
Jadi pola yang saya
gunakan itu adalah pola anak sekolah. Belajar di siang hari. Tanpa Pe Er
tentunya. Jadi malam hari hanya mereview progress yang telah dilakukan selama
sehari. Itu!
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances