Ok gaess, kali ini saya akan membahas
sekaligus menjadi motivasi pribadi saya sebagai penulis ecek-ecek. Adalah 5
kebiasaan harian menulis para penulis terkenal. Jujur tidak semua penulis di
bawah ini saya sudah baca bukunya, ada yang sekedar pernah dengar saja, ada
juga bukunya beredar di Indonesia dengan Bahasa Aslinya alias import. Tahu
sendirilah buku import itu harganya kan. Bukan alasan selain alasan ekonomis.
Tapi setidaknya ini bisa menjadi bahan pelajaran yang semoga saja bermanfaat
bagi kita yang suka menulis khususnya. Kita mulai.
Haruki Murakami
Penulis asal Jepang ini memiliki ciri khas
novelnya yang penuh fantasi, imajinasi, absurditas, bahkan surealis. Singkat
kata: Unik. Salah satunya yang sudah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia
berjudul “Norwegian Wood”. Dalam sebuah wawancara oleh laman the paris review
Tahun 2004 silam, Murakami dalam diskusinya mengenai kebiasaan fisik dan
mentalnya. “Ketika saya dalam mode menulis novel, saya bangun tidur pukul 4
pagi dan bekerja sampai 5 ke enam jam. Siang hari saya lari sejauh 10 kilo
meter atau berenang sebanyak 1500 meter ( atau kedua-duanya), lalu saya baca
buku dan mendengarkan music. Dan pergi tidur jam 9 malam. Saya menjaga
rutinitas ini setiap hari tanpa variasi. Pengulangan itu sendiri menjadi hal
penting, merupakan bentuk hypnosis. Saya tenggelam dalam kedalaman pikiran. Tetapi
untuk menahan pengulangan seperti itu begitu lama - enam bulan hingga satu
tahun - membutuhkan kekuatan mental dan fisik yang baik. Dalam pengertian sebenarnya,
menulis novel panjang seperti pelatihan bertahan hidup. Kekuatan fisik sama
pentingnya dengan kepekaan artistik.
Ernest Hemingway
Ini satu penulis cerpen favorit saya. Dalam
sebuah wawancara dengan George Plimpton, Hemingway membuka rutinitas hariannya.
Ketika saya sedang mengerjakan sebuah buku
atau sebuah cerita, saya menulis setiap pagi secepat mungkin setelah cahaya
pertama. Tidak ada yang mengganggu Anda dan itu sejuk atau dingin dan Anda
datang ke pekerjaan Anda dan hangat saat Anda menulis. Anda membaca apa yang
telah Anda tulis dan, karena Anda selalu berhenti ketika Anda tahu apa yang
akan terjadi selanjutnya, Anda melanjutkan dari sana.
Anda menulis sampai Anda tiba di tempat di
mana Anda masih memiliki jus Anda dan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya
dan Anda berhenti dan mencoba untuk hidup sampai hari berikutnya ketika Anda
memukulnya lagi. Anda sudah mulai pada pukul enam pagi, katakanlah, dan mungkin
berlanjut hingga tengah hari atau sebelum itu.
Ketika Anda berhenti, Anda sama hampa, dan
pada saat yang sama tidak pernah kosong tetapi mengisi, seperti ketika Anda
bercinta dengan seseorang yang Anda cintai. Tidak ada yang bisa menyakiti Anda,
tidak ada yang bisa terjadi, tidak ada artinya sampai hari berikutnya ketika
Anda melakukannya lagi. Penantian hingga hari berikutnya yang sulit dilalui.
Jodi Picoult
Tujuh buku terakhir yang ditulis Jodi
Picoult semuanya mencapai nomor 1 di daftar buku terlaris New York Times. Dalam
sebuah wawancara dengan Noah Charney, dia berbicara tentang pendekatannya dalam
menulis dan menciptakan…
Saya tidak percaya pada writer’s block
yaitu kondisi pikiran buntu saat menulis. Pikirkanlah - ketika Anda mengalami
tenggat waktu di perguruan tinggi dan harus menulis makalah, bukankah itu
selalu berhasil memperbaiki dengan sendirinya pada malam sebelum makalah jatuh
tempo? Blok penulis memiliki terlalu banyak waktu di tangan Anda. Jika Anda
memiliki waktu terbatas untuk menulis, Anda tinggal duduk dan melakukannya.
Anda mungkin tidak menulis dengan baik setiap hari, tetapi Anda selalu dapat
mengedit halaman yang buruk. Anda tidak dapat mengedit halaman kosong. Kena
banget kan? Dan menarik ini pemikiran bu Jodi ini. Btw beliau wanita ya. Contoh
sederhana saat kuliah. Bagaimanapun juga tetap bisa menyelesaikan tugas apapun
dari dosen. Bisa juga ini the power of kepepet dalam menulis. Atau kita harus
memberikan waktu tenggat sendiri ya. Agar terus konsisten menulis.
Khaled Hosseini
Dalam sebuah wawancara dengan Noah Charney,
Hosseini berbicara tentang kebiasaan menulis hariannya dan hal-hal penting yang
harus dilakukan semua penulis…
Saya tidak menguraikan sama sekali, menurut
saya tidak berguna, dan saya tidak suka cara itu memasukkan saya. Saya suka
elemen kejutan dan spontanitas, membiarkan cerita menemukan jalannya sendiri.
Karena alasan ini, menurut saya menulis draf pertama sangat sulit dan
melelahkan. Hal ini juga seringkali mengecewakan. Itu hampir tidak pernah
menjadi seperti yang saya pikirkan, dan biasanya itu cukup jauh dari cita-cita
yang saya pegang dalam pikiran saya ketika saya mulai menulisnya. Namun, saya
suka menulis ulang. Draf pertama benar-benar hanya sketsa di mana saya
menambahkan lapisan dan dimensi dan bayangan dan nuansa dan warna. Menulis
untuk saya sebagian besar adalah tentang menulis ulang. Selama proses inilah
saya menemukan makna, koneksi, dan kemungkinan tersembunyi yang saya lewatkan
untuk pertama kalinya. Dalam penulisan ulang, saya berharap untuk melihat
ceritanya semakin dekat dengan harapan awal saya.
Saya telah bertemu begitu banyak orang yang
mengatakan bahwa mereka memiliki buku di dalamnya, tetapi mereka tidak pernah
menulis sepatah kata pun. Untuk menjadi seorang penulis - ini mungkin tampak
basi, saya sadari - Anda harus benar-benar menulis. Anda harus menulis setiap
hari, dan Anda harus menulis apakah Anda menyukainya atau tidak. Mungkin yang
paling penting, tulislah untuk salah satu audiens - Anda sendiri. Tulis cerita
yang ingin Anda ceritakan dan ingin Anda baca. Tidak mungkin mengetahui apa yang
diinginkan orang lain, jadi jangan buang waktu untuk mencoba menebak. Tulis
saja tentang hal-hal yang mengganggu Anda dan membuat Anda terjaga di malam
hari. Tidak pernah basi sebenarnya saran beliau bagi yang niat menulis. Bahkan
penulis kaliber pun pernah buruk hasil tulisannya. Terus mencoba saja.
AJ Jacobs
Dalam sebuah wawancara untuk serial, How I
Write, Jacobs berbicara tentang rutinitas menulis hariannya dan memberikan
beberapa nasihat untuk penulis muda…
Anak-anak saya membangunkan saya. Saya
seduh kopi. Saya membuatkan anak-anak saya sarapan, mengantar mereka ke
sekolah, lalu pulang dan mencoba menulis. Saya gagal dalam hal itu sampai saya
memaksa diri saya untuk mematikan akses Internet saya sehingga saya bisa
mendapatkan sedikit perlindungan dari badai informasi.
Saya penggemar berat pembuatan garis besar.
Saya menulis garis besar. Kemudian garis besar yang sedikit lebih detail.
Kemudian yang lain dengan lebih detail. Bentuk kalimat, tanda baca ditambahkan,
dan akhirnya semuanya berubah menjadi sebuah buku.
Saya menulis sambil berjalan di atas
treadmill. Saya memulai latihan ini ketika saya mengerjakan Drop Dead Healthy,
dan membaca semua penelitian ini tentang bahaya dari kehidupan yang tidak
banyak bergerak. Duduk sangat buruk bagi Anda. Seorang dokter memberi tahu saya
bahwa "duduk adalah cara baru merokok". Jadi saya membeli treadmill
dan meletakkan komputer saya di atasnya. Saya membutuhkan sekitar 1.200 mil
untuk menulis buku saya. Saya menyukainya - itu membuat saya tetap terjaga,
untuk satu hal.
Jacobs juga memiliki nasihat untuk penulis
muda…
Paksakan diri Anda untuk menghasilkan
lusinan ide. Banyak dari ide-ide itu akan menjadi buruk. Faktanya, kebanyakan
dari mereka. Tapi akan ada permata berkilau di sana juga. Cobalah untuk
menyisihkan 20 menit sehari hanya untuk brainstorming.
Menarik bukan? Dari semua cara penulis
terkenal melakukan rutinitasnya, manakah yang cocok untuk kita? Hanya kita yang
tahu. Dan tidak semua bisa dilakukan. Saran sederhana saya adalah: coba semua
dalam sepekan dan lihat apakah bisa diikuti? Selanjutnya lakukan improvisasi
atau penyesuaian dengan kondisi masing-masing. Ya tidak semua orang dapat
menulis sambil jalan di treadmill kan? So… selamat menulis
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances