pexels.com Hari ini begitu mendung dari pagi. Hati ini serasa gundah dan entah ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan dengan kata dan kalim...

Cerpen: Senjahari

 

pexels.com


Hari ini begitu mendung dari pagi. Hati ini serasa gundah dan entah ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan dengan kata dan kalimat yang tepat untuk menjelaskannya. Orang-orang banyak menyebutnya mood yang jelek. Atau tidak mood dan turunannya. Bagiku ini perasaan yang tidak menyenangkan. Tapi harus tetap dijalani. Sebentar lagi ujian pretest pendidikan profesi guru. Sebagai guru yang sudah mengajar 15 tahun. Status masih guru honorer. Tanpa embel-embel honorer pun ya guru tetaplah seorang guru. Tenaga pendidik. Mengajar dan mencerdaskan anak bangsa. Tanpa guru, apa arti sebuah sekolah. Tanpa sekolah pun guru tetap bisa mengajar. Mengajar privat misalnya seperti hari ini. Banyak bertebaran lembaga privat. Bukti guru memang dibutuhkan. Padahal sudah ada teknologi yang bernama internet. Semua bisa dipelajari. Dari Google dan Youtube.

Tidak heran hari ini kalau ada orang yang tiba-tiba viral karena mampu membuat pesawat terbang Radio Control hasil dari belajar di internet. Atau seorang anak SMP mampu nge-hack website NASA. belajar di MIT? Belajar di Harvard atau di ITB? Tidak, dia  belajar di Universitas Youtube. Dengan dedikasi latihan yang tidak main-main.  Seolah pernyataan ku ini adalah bahwa guru itu tidak perlu. Tunggu dulu kawan. Ingat aku ini juga guru. Maksudnya begini. Guru itu memang tidak sehebat google yang tau segalanya. Tapi guru itu harus diingat dia bukan hanya melakukan transfer ilmu. Tapi bagaimana guru itu mampu memahami anak didik walaupun tidak sempurna. Guru mampu menjadi seorang psikolog, motivator, dan fasilitator dalam mendampingi anak didik agar mereka percaya diri dan bisa menerima kemampuan masing-masing dengan potensi yang berbeda-beda.

Sampai hari ini aku tetap menjadi guru dengan segala fakta yang ada. Tidak ada yang mampu menjelaskan alasan seseorang untuk menjadi guru. Kecuali guru itu sendiri. Padahal tugas guru itu tidak ringan juga. Tapi tidak juga berat. Buktinya banyak yang jadi guru. Bahkan kebanyakan bukan berlatar belakang pendidikan. Sebaliknya lulusan pendidikan tidak sedikit juga yang enggan menjadi guru.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh aku bergegas ke sekolah. Tidak jauh hanya membutuhkan waktu sepuluh menit jalan kaki. Aku memilih jalan kaki daripada mengendarai motor. Maklum harga BBM selalu naik. Minimal hemat dan bikin sehat. Sejujurnya ini bukan sesuatu yang saya harapkan. Menjadi guru bukan cita-citaku. Tapi hari ini aku menjadi guru sekian tahun. Aku terlanjur mencintai profesi ini mungkin? Karena awalnya diajak mengajar di sekolah rintisan. Dan aku mengajar komputer yang sebenarnya tidak jago-jago amat. Ya seorang guru itu harus belajar. Tidak perlu malu kalau tidak mengetahui akan sesuatu hal. Tidak perlu malu belajar dengan siapa saja, bahkan dengan murid sendiri. Karena hidup itu sendiri adalah belajar yang terus menerus aktif sampai mati baru tidak ada gunanya belajar.

Sampai di sekolah. O ya sekolah ku ini di bawah naungan Kementerian Agama. Disebut madrasah. Tingkat SMP atau MTs. aku mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer. Salah satu mata pelajaran  favorit anak-anak adalah TIK. Ya setiap pertemuan “bermain” komputer. Belajar sambil bermain. Karena belajar TIK itu salah satu yang menyenangkan adalah bagaimana anak-anak senang mengutak-atik komputer. Pernah suatu ketika ketika bab keamanan komputer, mereka mencoba membuat password di komputer labkom sekolah. Hanya untuk pembelajaran tapi kenyataannya mereka tidak menon-aktifkan password itu. Jengkel memang tapi dari sana aku bisa melihat antusiasme mereka. Hanya saja sebagai guru aku tetap harus mengarahkan mereka. Dan yang membanggakan adalah salah satu muridku menjadi programmer. Dia bahkan bekerja tak terikat waktu alias work from anywhere, freelance. Ada kebanggaan tersendiri ketika melihat anak didik kita berhasil. Minimal dia mandiri dan ber akhlak yang baik. Kenikmatan menjadi guru yang tidak bisa dirasakan profesi lain. Mungkin.

Masuk kantor guru, aku merasa selalu berkekurangan. Dalam hal ilmu atau pengetahuan. Maka aku ambil buku dan membaca tentang teori belajar dan pedagogik. Maklum aku bukan lulusan pendidikan guru. Kubaca sebentar lalu aku buka laptop untuk update situs anbk. Karena hanya satu pertemuan dalam sepekan maka aku diberi tugas sebagai operator anbk sejak unbk masih ada sampai sekarang. Honor memang kecil tapi entah mengapa aku menikmatinya. Namun sekarang aku harus lebih giat untuk mencari tambahan dari luar. Selain mengajar di sini aku juga mengajar di beberapa sekolah selama tidak bentrok jadwal. Kadang-kadang kalau ada mengajar privat itupun jarang.

Kubuka situs simpatika atau dapodiknya Kemenag. Dan ternyata ada notif bahwa aku akan menjalankan pretest PPG. secara daring dengan protokol khusus dari Lembaga pendidikan penyelenggara. Tidak ada sedikitpun terbersit untuk melakukan hal-hal ilegal agar lulus tes ini. Untungnya aku sudah terlatih untuk percaya diri menghadapi ujian sejak sekolah dasar dulu. Yang penting kerja sendiri, hasil sendiri bukan hasil melihat atau mencontek pekerjaan orang lain. Aku hanya pasrah dan fokus dengan tes saja. Tidak perlu memikirkan bersaing dengan ribuan peserta se Indonesia. “Just do it”   saja. Dengan persiapan seminggu sejak pengumuman. Apa yang bisa kulakukan selama beberapa hari itu, hanya bermodalkan melihat soal-soal tes di Youtube.

Soal pedagogi dan teori belajarpun kulahap sekian jam per hari. Dengan berusaha memahami tanpa harus menghafal-hafal istilahnya. Cukup diulang dua sampai tiga kali cukup. Begitu setiap hari sampai hari tes datang. Dan tes pun tiba. Sehari sebelumnya aku melihat senja ditemani kopi hitam murni. Pikiran rasanya tenang menjelang ujian besok. Aku hanya mengaktifkan mode “nothing to lose”. Apapun hasilnya. Kalau lulus alhamdulillah, jika tidak pun, kabarnya masih ada kesempatan tahun berikutnya. Sertifikasi dan yang mengikutinya itu hanya bonus. Saat ini aku berusaha untuk fokus mengembangkan diri dengan menulis dan menghidupkan kembali blog yang lama mati. Oh bukan mati tapi lama tidak aktif dan update.

Hal menyenangkan di dunia digital ini adalah, banyak sekali kawan blogger yang sangat baik memberikan ilmunya. Tidak sombong dan gemar menabung adsense. Dengan motivasi dasar “Bermanfaat bagi sekitarnya”. Mulia sekali orang-orang yang menyempatkan waktunya untuk berbagi ilmu pengetahuan. Terlebih sejak pandemi melanda dunia. Sudah seperti jurnal harian saja ini. Akan aku lanjutkan di lain hari. 

tugas pelatihan membuat blog aleepenaku.com

5 comments: